Beberapa isu tentang berbagai permasalahan dan kerusakan lingkungan di ibukota
negara Indonesia, Jakarta, terutama krisis ketersediaan air bersih, jumlah penduduk yang
padat, pertumbuhan ekonomi yang hanya terpusat di Pulau Jawa terutama di Jakarta, serta
kebencanaan (banjir) membuat Presiden Republik Indonesia mempertimbangkan untuk
memindahkan Ibukota Negara (IKN) dari Jakarta. Berbagai kajian di wilayah Kabupaten
Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara telah dilakukan sehingga kedua daerah ini
kemudian terpilih sebagai calon Ibukota Negara (IKN) baru Indonesia. Beberapa hasil kajian
yang kemudian menjadi pertimbangan dipilihnya wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai
Kartanegara disampaikan oleh Presiden di Istana Negara pada 28 Agustus 2019 diantaranya
yang pertama adalah minimnya risiko bencana alam yang akan melanda ibu kota baru,
dikatakan bahwa dua kabupaten tersebut minim bencana banjir, tsunami, kebakaran hutan,
gunung berapi, gempa bumi, hingga tanah longsor. Kedua adalah lokasi Kalimantan Timur
yang strategis di tengah Indonesia. Ketiga adalah dekatnya ibu kota baru dengan dua kota
yang telah ada dan terus berkembang yakni Kota Balikpapan dan Kota Samarinda. Alasan
keempat ialah infrastruktur di Kalimantan Timur yang relatif lengkap. Kelima, sudah tersedia
lahan yang dikuasai oleh pemerintah seluas 180 ribu hektare